Struktur Jaringan Tumbuhan dan Fungsinya

Sudahkah Anda tahu seperti apa struktur jaringan tumbuhan? Jika Anda sudah tahu, maka Anda juga tahu cara tumbuhan makan dan minum.

Ya, cara tumbuhan makan dan minum tentunya berbeda dengan manusia maupun hewan. Tumbuhan membutuhkan garam mineral sebagai makanan utamanya, sementara minumnya berupa air yang diangkut dari akar menuju ke batang dan daun. Nah, garam mineral dan air ini diangkut oleh tumbuhan dengan menggunakan jaringan pengangkut.

Jaringan pengangkut merupakan salah satu struktur jaringan tumbuhan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai struktur jaringan tumbuhan dan fungsinya, yuk simak penjelasan berikut ini.

Pengertian Jaringan Tumbuhan

Seperti kita ketahui, tumbuhan memiliki tiga organ penting yang terdiri dari akar, batang dan daun. Masing-masing organ ini disusun oleh dua macam jaringan, yakni jaringan meristem dan jaringan permanen (dewasa).

Sebelum menuju ke kedua jaringan tersebut, kita harus mengetahui pengertian dari jaringan terlebih dulu. Jaringan merupakan kumpulan dari sel yang memiliki fungsi, struktur dan bentuk yang sama. Adapun komponen utama yang menyusun jaringan terdiri dari sel, substansi selular dan cairan. Jadi, jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel yang memiliki tujuan sama untuk membentuk energi bagi tumbuhan.

Struktur Jaringan Tumbuhan

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, terdapat dua jaringan pada tumbuhan, yakni jaringan meristem dan jaringan permanen. Jaringan meristem dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni berdasarkan cara terbentuknya dan berdasarkan letaknya. Sementara jaringan permanen dapat diklasifikasikan menjadi empat, yakni jaringan epidermis (pelindung), jaringan parenkim (dasar), jaringan penyokong dan jaringan pengangkut.

Berikut penjelasan lengkap mengenai struktur jaringan tumbuhan.

1. Jaringan Meristem

Jaringan meristem adalah jaringan pada tumbuhan yang sel-selnya aktif membelah. Jaringan ini terletak pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan.

Meristem dapat membesar, merenggang dan berubah menjadi jaringan lainnya saat sudah dewasa. Adapun sel-sel baru, nantinya akan digantikan oleh sel meristem turunan atau biasa disebut meristem derivative.

Anda tentunya pernah melihat proses perkecambahan pada tumbuhan, kan? Nah, proses perkecambahan ini merupakan hasil pembelahan jaringan meristem.

Berikut ciri-ciri dari jaringan meristem:

  • Ukuran selnya kecil;
  • Terdiri atas sel-sel muda dalam tahap pembelahan dan pertumbuhan;
  • Selnya berdinding tipis;
  • Mempunyai nukleus yang ukurannya cukup besar;
  • Mengandung banyak sitoplasma dan mengandung lebih dari satu inti sel;
  • Selnya berbentuk bulat, lonjong dan polygonal;
  • Vakuolanya memiliki ukuran sangat kecil, bahkan hampir tidak terlihat.
Baca Juga  Makalah Konsep Harta

Jaringan meristem dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni berdasarkan cara terbentuknya dan berdasarkan letaknya. Berdasarkan cara terbentuknya, jaringan meristem dibagi menjadi tiga, di antaranya:

  • Promeristem, merupakan bagian yang sudah asa sejak tumbuhan masih berada di tahap embrional;
  • Meristem primer, merupakan bagian yang terletak di ujung batang tumbuhan dewasa, ujung akar dan kuncup. Bagian ini aktif membelah;
  • Meristem sekunder, merupakan bagian yang berasal dari meristem primer. Bagian ini menyebabkan akar dan batang membesar ke arah samping.

Sementara berdasarkan letaknya, jaringan meristem juga dibagi menjadi tiga, di antaranya:

  • Meristem apikal (ujung), merupakan meristem yang terdapat pada bagian ujung organ seperti akar dan batang. Adapun fungsi dari meristem ini adalah membentuk tunas apikal yang merupakan cikal bakal jaringan baru;
  • Meristem lateral (samping), merupakan meristem yang terdapat pada kambium pembuluh dan kambium bagus. Adapun fungsi dari meristem ini adalah untuk pertumbuhan sekunder, seperti memperbesar atau memperlebar batang dan akar;
  • Meristem interkalar (ruas), merupakan meristem yang terdapat pada ruas-ruas batang. Adapun fungsi dari meristem ini adalah membuat batang bertambah panjang.

2. Jaringan Permanen

Jaringan permanen atau jaringan dewasa merupakan jaringan yang terbentuk dari proses diferensiasi sel-sel meristem, baik meristem primer maupun sekunder. Sebagaimana namanya, jaringan ini sudah tidak aktif lagi sehingga tidak mengalami pembelahan sebagaimana pada jaringan meristem. Dengan kata lain, sel-sel penyusun jaringan permanen sudah tidak akan tumbuh dan aktif membelah lagi.

Berikut ciri-ciri dari jaringan permanen:

  • Jaringan permanen sudah tidak aktif membelah;
  • Dibandingkan dengan jaringan meristem, ukuran jaringan permanen lebih besar;
  • Jaringan permanen mempunyai vakuola yang berukuran besar;
  • Jaringan permanen mempunyai plasma sel yang sedikit;
  • Terdapat ruang antarsel pada sela-sela selnya;
  • Sel pada jaringan ini telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya.

Berdasarkan fungsinya, jaringan permanen dibagi menjadi lima, di antaranya jaringan epidermis (pelindung), jaringan parenkim (dasar), jaringan penyokong dan jaringan pengangkut. Berikut penjelasan lebih lengkapnya mengenai keempat jaringan ini.

A. Jaringan Epidermis (Pelindung)

Jaringan epidermis merupakan jaringan yang terletak pada bagian luar atau permukaan tumbuhan baik pada akar, batang maupun daun. Jaringan ini berperan sebagai pelindung organ-organ tumbuhan. Oleh karena itu, jaringan epidermis juga disebut sebagai jaringan pelindung.

Berikut ciri-ciri dari jaringan epidermis:

  • Selnya berbentuk balok;
  • Memiliki satu lapisan;
  • Memiliki susunan sel yang rapat tanpa disertai ruang antarsel;
  • Terdiri atas sel-sel hidup;
  • Memiliki protoplasma hidup. Protoplasma ini mengandung kristal garam, kristal silikat, minyak dan getah;
  • Memiliki vakuola berukuran besar yang dapat berisi antosianin;
  • Tidak mengandung klorofil, kecuali pada sel penutup, hidrofit dan tumbuhan di bawah naungan;
  • Mengalami modifikasi dengan cara membentuk derivate jaringan pelindung, seperti stomata, sel kersik, trikomata, sel kipas dan spina.
Baca Juga  Manfaat Daun Jeruk Purut Untuk Kesehatan Dan Kecantikan Kulit

Adapun fungsi dari jaringan epidermis di antaranya melindungi organ-organ tumbuhan (akar, batang dan daun), menutupi permukaan tumbuhan, menyokong mekanik, menyerap dan menyimpan air dan membatasi penguapan.

B. Jaringan Parenkim (Dasar)

Jaringan parenkim merupakan jaringan yang dibentuk oleh meristem dasar. Oleh karenanya, jaringan ini juga disebut sebagai jaringan dasar.

Jaringan parenkim dapat Anda temukan di seluruh tanaman dan di seluruh organ tumbuhan, mulai dari akar, batang dan daun. Jaringan ini berperan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis pada tumbuhan sehingga dapat menghasilkan makanan sendiri.

Berikut ciri-ciri dari jaringan parenkim:

  • Selnya tersusun tidak rapat;
  • Tidak selalu mengandung klorofil;
  • Tersusun atas sel-sel hidup;
  • Selnya memiliki ukuran besar;
  • Selnya berbentuk segi enam;
  • Posisi inti sel berdekatan dengan dasar sel;
  • Mempunyai banyak vakuola;
  • Dapat bersifat embrional dan meristematik;
  • Dinding selnya tipis;
  • Mempunyai banyak rongga antarsel

Jaringan parenkim diklasifikasikan menjadi dua, yakni berdasarkan fungsinya dan berdasarkan bentuknya. Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim juga dibagi menjadi lima, di antaranya:

  • Parenkim penyimpan bahan makanan, merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Jaringan ini dapat ditemukan di akar, buah, umbi dan batang tumbuhan;
  • Parenkim penyimpan air, merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyimpan air untuk melewati musim kering. Jaringan ini terdapat pada tumbuhan epifit dan xerofit;
  • Parenkim penyimpan udara, merupakan jaringan yang memiliki ruang antarsel yang berfungsi untuk mengapungkan tumbuhan di air. Jaringan ini dapat ditemukan pada tangkai daun Canna Sp;
  • Parenkim transportasi, merupakan jaringan yang bersungsi sebagai ‘alat pengangkut’ baik makanan maupun air;
  • Parenkim fotosistesis, merupakan jaringan yang mengandung klorofil yang berfungsi untuk fotosintesis.

Semenyata berdasarkan bentuknya, jaringan parenkim dibagi menjadi empat, di antaranya:

  • Parenkim palisade, merupakan jaringan yang berbentuk sel panjang, tegak dan mengandung kloroplas. Jaringan ini berfungsi sebagai penyusun mesofil pada daun;
  • Parenkim bunga karang, merupakan jaringan yang berbentuk bunga karang, berukuran tidak tetap dan terdapat ruang antar sel lebar;
  • Parenkim bintang, merupakan jaringan yang berbentuk seperti bintang yang bersambungan pada bagian ujungnya. Jaringan ini dapat ditemukan pada bagian tangkai daun Canna Sp.;
  • Parenkim lipatan, merupakan jaringan yang dinding selnya melipat ke dalam. Jaringan yang mengandung banyak kloroplas ini dapat ditemukan pada mesofil daun pinus dan padi.

C. Jaringan Penyokong

Sebagaimana namanya, jaringan penyokong merupakan jaringan yang berfungsi untuk ‘menyokong’ tumbuhan agar dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Ciri-ciri utama jaringan ini ialah mempunyai dinding yang tebal dan berhenti melakukan pembelahan saat usianya sudah dewasa.

Jaringan penyokong dibagi menjadi dua, yakni jaringan kolenkim dan sklerenkim. Berikut penjelasan lengkapnya mengenai dua jaringan tersebut:

Baca Juga  Manfaat Daun Melinjo Untuk Kesehatan Dan Kecantikan
1) Jaringan Kolenkim

Jaringan kolenkim merupakan jaringan yang tersusun dari sel-sel hidup dengan protoplasma yang aktif. Jaringan ini memiliki bentuk memanjang dengan penebalan yang tidak merata.

Jaringan kolemkim dapat ditemukan pada sel hidup tubuhan yang masih muda dan belum berkayu. Adapun fungsinya meliputi menunjang dan memperkokoh tumbuhan, melindungi berkas pengangkut dan memperkuat jaringan parenkim.

2) Jaringan Sklerenkim

Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penyolong yang memiliki sel-sel penyusun yang sudah mati. Jaringan ini memiliki dinding sel yang tebal, kuat dan mengandung zat kayu (lignin).

Jaringan sklerenkim dibagi menjadi dua, yakni sklereid (sel batu) dan serabut sklerenkim. Sklereid memiliki ciri-ciri berdinding keras, selnya sudah mati, berbentuk bulan dan tahan terhadap tekanan. Contohnya tempurung kelapa dan kulit biji beras.

Adapun serabut sklerenkim memiliki ciri-ciri berbentuk panjang dan bergerombol serta terletak di permukaan batang. Contohnya pelepah daun pisang.

D. Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut merupakan jaringan yang berperan mengangkut zat pada tumbuhan. Nah, di awal pembahasan artikel ini, Anda dikenalkan oleh jaringan pengkutan ini, kan? Di awal di jelaskan bahwa jaringan pengangkut berkaitan dengan cara makan tumbuhan. Ya, melalui jaringan ini, seluruh hasil fotosintesis akan diangkut ke seluruh tubuh tumbuhan.

Jaringan dibagi menjadi dua, yakni xilem dan floem. Berikut penjelasan lengkapnya:

1) Xilem

Xilem disusun oleh trakeal yang terdiri dari trakea (sel-sel berbentuk tabung) dan trakeid (sel-sel yang berbentuk pankang dengan lubang pada dinding selnya). Selain itu, xilem juga disusun oleh serabut xilem yang terdiri dari sel panjang dengan ujung yang berbentuk runcing dan parenkim xilem yang berisi zat berupa tanin, kristal dan cadangan makanan.

Fungsi dari xilem adalah mengangkut air dan mineral dari tanah menuju ke daun dan bagian tubuh lainnya melalui akar.

2) Floem

Floem disusun oleh bulu tapis yang berbentuk tabung dengan ujung yang berlubang. Selain itu, floem juga disusun oleh sel pengiring yang berbentuk silinder dengan plasma yang dekat, serabut floem yang berbentuk panjang dengan ujung berimpit dan dindingnya tebal dan parenkim floem yang memiliki lubang kecil (noktah) yang berisi tepung, damar atau kristal.

Fungsi dari floem adalah mengangkut zat makanan dari hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh.

Demikian penjelasan struktur jaringan tumbuhan. Agar mudah menghafal seluruh jaringan tumbuhan ini, Anda dapat menyingkatnya menjadi ‘Epi Par Penyok Ngangkut Meri’. Epi berarti epidermis, Par berarti parenkim, Penyok berarti penyokong, Ngangkut berarti pengangkut dan Meri berarti meristem. Semoga bermanfaat untuk Anda semua.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *